Anies Baswedan menjadi pengkhianat bangsa atas pernyataan ke media asing bahwa pemerintah pusat lambat dalam mengatasi virus corona baru (Covid-19).
“Membuat pernyataan ke media asing The Sydney Morning Herald bahwa pemerintah pusat lambat atasi corona, itu sama saja Anies pengkhianat bangsa,” kata Koordinator Pandu Jokowi, Haryanto Subekti kepada suaranasional, Sabtu (9/5/2020).
Menurut Haryanto, pernyataan Anies di media asing mempunyai tujuan politik untuk dikenal di dunia internasional. “Anies punya ambisi jadi Presiden, dan dia tahu, untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia harus mendapat dukungan dari asing,” paparnya.
Haryanto mengatakan, Anies melakukan kebohongan publik di hadapan media asing untuk menjatuhkan Pemerintahan Jokowi. “Cara yang dilakukan Anies sangat jahat sekali,” jelas Haryanto.
Kata Haryanto, kebohongan publik itu janji Anies yang membangun laboratium Covid ternyata sampai sekarang tidak terbukti.
“Anies banyak pencitraan dan tidak ada kerjanya. Sampai sekarang Lab Covid-19 tidak ada buktinya, kalah sama Pemprov Jawa Barat yang sudah punya lab Covid-19 dan melakukan rapid test maupun PCR,” papar Haryanto.
Sebelumnya di The Sydney Morning Herald yang terbit, Kamis 7 Mei 2020, Anies Baswedan mengaku sempat dipersulit pemerintah pusat dalam pencegahan wabah virus corona covid-19.
Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan, disebut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, sempat tak mengizinkan Pemprov DKI Jakarta melakukan tes covid-19 pada Januari lalu.
Padahal, kata Anies, Pemprov DKI Jakarta telah mendeteksi keberadaan wabah virus corona di Indonesia sejak Januari atau dua bulan sebelum Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus infeksi pertama pada 2 Maret 2020.
“Ketika jumlahnya mulai naik terus, pada waktu itu kami tidak diizinkan melakukan pengujian. Jadi, setiap kali kami memiliki kasus, kami mengirimkan sampel ke lab nasional (yang dikendalikan pemerintah),” kata Anies dikutip dari The Sydney Morning Herald, Jumat (8/5/2020).
“Dan kemudian lab nasional akan menginformasikan, positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami bertanya-tanya mengapa semuanya (sampel tes) dikatakan negatif?” tambahnya.