Jamu China yang dibagikan satgas Covid-19 DPR merupakan bentuk pembodohan wakil rakyat dalam mengatasi virus corona baru.
Demikian dikatakan pengamat politik Achsin Ibnu Maksum dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (4/5/2020). “Jamu dari China juga diprotes pengusaha dari Indonesia,” ungkapnya.
Kata Achsin, DPR harusnya membantu medis dalam mengatasi Covid-19. “Permasalahan Covid-19 harus menggunakan pendekatan medis. Lagi pula jamu dari China belum terbukti secara medis,” paparnya.
Menurut Achsin, jamu China dari satgas Covid-19 DPRmembuat masyarakat tidak percaya terhadap wakil rakyat. “Saat ini kepercayaan rakyat terhadap DPR sangat rendah,” pungkasnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi menuding Satuan Tugas (Satgas) Lawan Covid-19 DPR RI mengimpor obat tradisional asal China sehingga membuat jamu buatan lokal kalah pamor di tengah pandemi COVID-19.
“Saya melihat Satgas DPR RI mengimpor jamu dari luar secara besar, sehingga saya orang Indonesia Ketua GP Jamu saya terus terang keberatan dengan hal ini, karena yang saya tahu formula yang ada di dalam jamu impor itu yang diberikan oleh Satgas DPR RI itu juga kami bisa buat,” kata dia dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Senin (27/4/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. Inggrid Tania mengungkapkan, berdasarkan temuan pihaknya, obat tradisional dari China itu mulai digunakan untuk pasien Corona di Indonesia.
“Ini fenomena kenapa bisa ada obat tradisional China di rumah sakit rujukan COVID-19, sementara jamu kita tidak mendapatkan kesempatan untuk diberikan kepada pasien di rumah sakit rujukan COVID-19. Sementara obat impor dari China mendapat kesempatan itu,” jelasnya.