Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial.
Sungguh miris, datangnya gelombang penyebaran virus corona (Covid-19) yang melanda negara kita yang semula dianggap gelombang kecil biasa, namun realitanya hanya dalam kurun waktu dua bulan saja gelombang covid-19 ini menjelma menjadi gelombang tsunami yang sangat dahsyat.
Gelombang tsunami Covid-19 ini nyaris meluluhlantakkan semua sektor kehidupan tak terkecuali terjadinya tsunami di sektor ketenagakerjaan. Menurut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebutkan, sebanyak 2,8 juta jiwa telah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) per April lalu, sedangkan versi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin, Suryani Motik menyebutkan bisa mencapai 15 juta jiwa yang terdampak covid-19 ini, dilansir cnnindonesia.com
Berbicara tentang angka-angka korban PHK akibat tsunami Covid-19 ini, dampak sosialnya tentu hitungannya bukan hanya berkisar pada angka 2,8 atau 15 juta jiwa saja, tapi mesti dihitung pula setiap jiwa korban PHK akan berdampak kepada sekian jiwa yang menjadi tanggungannya, istri dan anak-anak.
Pada kondisi seperti disebutkan di atas, sangat sulit kiranya jika kita mau mencoba “menakar nalar” dengan akal sehat atas kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China. Sementara pada waktu yang sama puluhan juta jiwa tenaga kerja kita terkena sapuan gelombang tsunami PHK?
Masih belum pekakah naluri kebatinan para pendukung hadirnya TKA di negeri ini atas jeritan dan rintihan para korban tsunami PHK? Ataukah virus corona (Covid-19) ini telah berhasil membunuh rasa kemanusiaan para pendukung hadirnya TKA di negeri ini? Secara medis mungkin belumlah para pendukung hadirnya TKA ini terpapar positif Covid, namun sejatinya virus covid-19 ini telah berhasil membunuh sekaligus menghilangkan rasa kemanusiaan sebagai manusianya.
Kembali ke judul tulisan ini, tentu sangat sulit jika kita mau mencoba mengurai tentang, “Menakar Nalar Masuknya 500 TKA China dengan Tsunami PHK. Semoga memasuki pekan kedua kita menunaikan ibadah shaum Bulan Ramadhan ini, para pendukung masuknya TKA disembuhkan sakit rasa kemanusiaannya dari serangan virus yang satu ini untuk kembali bernalar sehat melihat penderitaan para korban tsunami PHK di negeri tercinta ini.