Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial.
Sangat disesalkan kegaduhan terus berlanjut seolah tiada henti di tengah pandemi covid-19 saat ini. Disesalkan karena justru sumber kegaduhan datangnya dari orang-orang yang berada di lingkaran istana.
Yang teranyar menyusul kegaduhan-kegaduhan sebelumnya, di antaranya soal undur diri dua Staf Khusus (Stafsus) Jokowi akibat telah keluar jalur dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)nya sebagai Stafsus.
Kemudian menyusul lagi soal istilah “mudik dan pulang kampung” yang juga tak luput menimbulkan kegaduhan yang akhirnya tidak sedikit para perantau segera angkat kaki dan koper untuk “pulang kampung” karena mereka mengira bahwa yang dinyatakan terlarang adalah “mudik”.
Nimbrung lagi muncul pernyataan persaksian Prabowo yang memuji kinerja Jokowi yang dikatakan bahwa beliau (Jokowi) selalu mengedepankan kepentingan rakyat, “dasar pemikiran beliau adalah keselamatan rakyat yang paling miskin dan rakyat yang paling lemah”. Juga tak ketinggalan sedikit menimbulkan polemik.
Yang tak kalah menariknya lagi muncul kegaduhan yang teranyar dari pernyataan Mahpud MD, yang sedikit menyinggung hal yang sangat sensitif soal larangan shalat tarawih berjamaah. Bagi yang melanggar berpotensi dikenai hukum pidana dikaitkan dengan pasal melawan petugas?
Sampai kapankah kegaduhan demi kegaduhan yang dibuat orang-orang di seputar istana akan berhenti? Sementara Gugus Tugas dari Pusat hingga tingkat bawah sedang berjibaku menghalau lajunya penyebaran Covid-19 yang terus masif.
Stop dan tahanlah untuk tidak menimbulkan kegaduhan-kegaduhan baru. Fokuslah hadapi laju penyebaran wabah covid-19 yang belakangan, Alhamdulillah, tren positif kesembuhan sudah mulai meningkat.