Oleh: Adian Radiatus
Sebuah poster meme tertulis “Satu-satunya cara menepis peranan menteri yang berlebihan itu adalah dengan menunjuk menteri yang bertugas dalam pertahanan negara…demikian sebuah saran disampaikan kepada presiden…” dalam bingkai hitam bergradasi.
Kita patut menyimak lebih dalam maksud kata-kata itu. Pastinya publik politik dan medsos sudah sangat mahfum siapa menteri yang dimaksud melakukan peranan berlebihan itu. Begitu banyak ulasan dan aneka foto meme dengan berbagai komen sindiran halus hingga pedas.
Kita memang harus prihatin dengan sepak terjang menteri seperti itu, meski tidak ada maksud buruk tapi prilaku itu sudah menunjukannya. Terkesan tidak sebahasa dengan presiden dimata umum.
Ada saran dalam meme tulisan itu untuk “menunjuk menteri yang bertugas dalam pertahanan negara” artinya menteri pertahanan yang diemban Prabowo Subianto diyakini dapat menjaga harkat martabat presiden selaku kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
Namun dalam kapasitas apa ? jelas dalam tugas mengatasi wabah Coronavirus dengan tugas utama penanganan dan pemulihannya sebagai panglima operasional badan darurat dibawah presiden langsung selaku panglima tertinggi.
Tidak boleh ada lagi pernyataan-pernyataan resmi mewakili pemerintah dari pejabat-pejabat yang terasa saling berlawanan pernyataannya.
Semua harus melalui badan darurat penanganan virus covid 19 ini yang dipimpin menteri pertahanan. Satu-satunya kementerian dengan ‘leadership’ yang lebih siap dengan sumber daya tenaga lapangan ditambah kewenangan yang diberikan presiden bila badan tersebut dapat dibentuk secepatnya.
Harus diakui pemerintah telah keliru diawal dan masih banyak kekurangan ditengah proses penanganan ini, sehingga jangan sampai salah pula diakhir. Ini akan fatal akibatnya.
Pembentukan Badan Darurat Penanganan Wabah Covid ini dibawah menhan dipandang sebagai kekuatan mendukung upaya presiden ditengah kurang respeknya para pejabat dalam meluruskan maksud presiden, malah membuat bingung dan frustrasi rakyat.
Sebelum segala sesuatunya menjadi semakin sulit disinkronisasi dan diimplementasikan dengan sinergi kekuatan bersama dibawah menhan, maka langkah presiden menunjukan kredibilitasnya sangat ditunggu publik secara luas.
Jangan sampai timbul kesan secara explisit atau implisit sekalipun tidak boleh terjadi kalau presiden seakan dipecundangi oleh bawahannya. Kalau didepan publik saja terasa, bagaimana ketika dibelakang.
Jadi kehormatan dan martabat presiden harus dijaga dengan penuh respek oleh bawahannya. Presiden jangan dipecundangi. Sadar atau tidak sadar…