Nyawa manusia di era Rezim Joko Widodo (Jokowi) murah sekali seperti 700 lebih petugas pemilu mati. Belum sempat hilang dari ingatan, sejumlah pendemo mati
Demikian dikatakan pengamat politik dan pemerhati bangsa Tony Rosyid dalam artikel berjudul “Murahnya Nyawa di Negeri Ini”.
Kata Tony Rosyid, kematian manusia terus bertambah di era Rezim Jokowi dalam kejadian virus Corona. “Day to day angkanya terus naik. Bukan satu, tapi bisa sampai puluhan per hati,” ungkapnya.
Kata Tony Rosyid, minimnya peralatan dan lambatnya pemerintah Jokowi dalam menangani virus Corona membuat asumsi bahwa jumlah orang yang terinfeksi jauh lebih besar dari data yang diumumkan.
“Kecurigaan ini muncul dari jumlah kematian di atas delapan persen. Padahal, rate-mortality global hanya sekitar empat persen,” jelasnya.
Pemerintah Jokowi sudah bergerak tetapi sangat lambat. Terengah-engah. Gagap, dan kelihatan gak siap. Diantara faktornya karena pemerintah mengawali dengan asumsi dan sikap yang salah.
“Menganggap covid-19 gak akan masuk ke Indonesia. Gak bisa masuk karena gak ada ijinnya. Covid-19 sirna oleh doa qunut. Nasi kucing dan empon-empon membuat orang Indonesia kebal dari Covid-19. Enjoy aja, dan lain-lain. Ini sikap gak ilmiah dan terlalu gegabah. Gak pantas keluar dari otak para pejabat publik. Sekarang kena batunya,” jelasnya.