Aktivis Malari 74: Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, Rakyat Makin Sengsara

Kebijakan Rezim Joko Widodo (Jokowi) yang mencabut subsidi elpiji 3 kg membuat rakyat makin sengsara.

Demikian dikatakan aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (16/1/2020). “Kenaikan gas elpiji 3 kg berdampak kepada pedagang kecil,” ungkapnya.

Kata Salim, pencabutan subsidi gas elpiji 3 kg dan disesuaikan dengan pasar menunjukkan Rezim Jokowi menjadi ekonomi liberal.

“Kebijakan ini juga berdampak naiknya harga kebutuhan pokok dan inflasi,” papar Salim.

Menurut tahanan politik era Soeharto ini, Indonesia sangat kaya akan gas tetapi rakyatnya tidak menikmati.

“Kebijkan mencabut gas elpiji 3 kg dengan alasan subsidinya untuk warga miskin dengan menggunakan data, sangat tidak tepat. Data subsidi bisa dimanipulasi,” jelasnya.

Pemeritah akan menghentikan subsidi harga elpiji tiga kilogram (gas melon) mulai pertengahan tahun 2020. Harga gas melon nantinya akan disesuaikan dengan harga pasar.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, harga gas melon akan disesuaikan dengan harga pasar seperti elpiji 12 kilogram. “Sama lah dengan elpiji 12 kilogram, tinggal dibagi 3 atau 4 saja, nanti kita lihat,” katanya di Jakarta, Selasa (14/1).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News