Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diduga punya bisnis dengan China sehingga tidak protes keras kapal negeri Tirai Bambu masuk wilayah Natuna.
Demikian dikatakan aktivis politik Rahman Simatupang dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (3/1/2020). “Prabowo kalah dengan Menlu Retno Marsudi yang langsung melayangkan protes dan berencana memanggil Dubes China untuk Indonesia,” ungkapnya.
Kata Rahman, rakyat bisa menilai, Prabowo hanya retorika saja dalam menghadapi ancaman dari negara lain terutama China.
“Masuknya kapal China ke wilayah Natuna bukti nyata ancaman Negeri Tirai Bambu terhadap NKRI,” jelas Rahman.
Rahman mengatakan, Menteri KKP Edhy Prabowo yang juga kader Gerindra diam saja ketika kapal nelayan China masuk Natuna. “Jiwa nasionalisme Edhy Prabowo kalah dengan Susi Pudjiastuti,” pungkasnya.
Komentar Prabowo terkait kapal China masuk Natuna disampaikan Staf Khusus Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, Kamis (2/1/2020). “Pak Prabowo seperti sudah menyampaikan pada pertemuan ADMM di Bangkok, menyatakan bahwa pembicaraan code of conduct (CoC) terkait sengketa Laut China Selatan harus dilakukan dan dituntaskan,” katanya seperti dilansir detik.com.
Pertemuan ADMM di Bangkok yang dimaksud adalah Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN pada 18 November 2019.
“Agar tidak mengganggu hubungan perdagangan dan diplomatik antarnegara, termasuk dengan negara ASEAN lain. Dan tentu posisi Indonesia seperti yang telah disampaikan menlu mempertahankan kedaulatan di Zona Ekonomi Eksklusif tersebut sebagai wilayah laut Indonesia,” katanya lagi mewakili sikap Prabowo.
“Beliau (Prabowo) akan berkoordinasi dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan TNI AL terkait hal tersebut.”