NU dan sayap organisasinya seperti Ansor tak tegas menolak rencana reuni 212 mengindikasikan adanya aliansi taktis ormas Islam yang didirikan Hadlratussyaikh Hasyim Asy’ari itu dengan kelompok 212.
Demikian dikatakan Pengamat politik Achsin Ibnu Maksum dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (5/11/2019). “Pernyataan Ketum Ansor Yaqut Cholil tidak melarang rencana reuni 212 dan minta acaranya tidak ada provokayor,” ungkapnya.
Kata Achsin, sikap NU terhadap reuni 212 melanjutkan pernyataan Ketum PBNU yang meminta warga nahdliyin menghormati FPI.
“NU ingin menunjukkan sikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi,” papar Achsin.
Menurut Achsin, aliansi taktis NU dengan FPI maupun kelompok 212 akibat kekecewaan NU tidak mendapatkan jabatan menag agama.
“Justru menteri agama dari kalangan militer. Selama ini, NU punya peran yang penting dalam kemengan Jokowi di Pilpres 2019, tetapi jatah menteri agama yang harus dari NU tidak didapat,” papar Achsin.
Achsin mengatakan, NU tidak melakukan aliansi taktis dengan FPI maupun kelompok 212 jika menteri agama dipegang kader NU. “Kalau dapat jatah menteri agama, NU kembali kritis ke FPI maupun kelompok 212,” pungkasnya.