Tokoh Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin memberikan apresiasi perubahan sikap Ketum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj yang memuji Habib Rizieq.
“Sangat menarik dan mencerahkan pernyataan Ketua Umum PBNU KH. Said Agil Siraj bahwa kita wajib menghormati Habib Rizieq Syihab,” kata Din Syamsuddin.
Kata Din, perkataan baru (qaulun jadid) Kiai Said terhadap Habib Rizieq wajib diperhatikan, tidak hanya oleh Kaum Nahdhiyin, tapi juga oleh seluruh umat Islam, bahkan umat agama-agama lain, tak terkecuali oleh pemerintah atau pemangku amanat.
“Memang seyogyanya kita semua sebagai bangsa cinta damai dan keadilan harus menghormati hak dan martabat para tokoh agama, apapun agama mereka,” jelas Din.
Menurut Din, sebagai umat Islam harus pula menghormati para ulama, siapapun mereka dan apapun madzhab pemikirannya.
“Sikap cenderung mengkafirkan atau memandang sesat pihak lain, termasuk menuduh pihak lain secara pejoratif seperti radikal merupakan sikap yang tidak arif bijaksana dan bukan merupakan bentuk moderasi beragama,” papar Din.
Din mengatakan? Wawasan Wasathiyah (suatu watak Islam sejati) yang mengedepankan antara lain tasamuh atau toleransi perlu mengejawantah dalam sikap penuh hikmat kebijaksaan yakni dengan menghargai orang lain.
“Sikap ini diperlukan dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia yg memiliki keragaman agama, etnik, dan budaya. Islam mengajarkan, kalau antar umat berbeda agama berlaku ”lakum dinukum waliyadin” (bagimu agamamu, bagiku agamaku) tapi kita bersaudara sebangsa,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Demi kerukunan bangsa dan Persatuan Indonesia (Sila Ketiga Pancasila), Din meminta mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati.
“Kriminalisasi tokoh agama (ulama, pendeta, pedanda, atau bikkhu), dan kecenderungan labelisasi apalagi dengan generalisasi adalah pendekatan yg kontra-produktif terhadap perwujudan kerukunan bangsa, integrasi dan integritas nasional,” pungkasnya.