Lieus Sungkharisma Buka “Warung Makar” untuk Mempersatukan Anak Bangsa

Sempat ditahan karena tuduhan makar ternyata membawa hikmah tersendiri pada Lieus Sungkharisma. Begitu keluar dari tahanan, aktivis Tionghoa ini langsung membuka warung makan. Uniknya, meski diberi nama “Warung Makar”, warung yang terletak di kawasan Pancoran Jakarta Barat itu tidak dimaksudkan sebagai tempat untuk berkumpulnya para pembuat makar. “Ini warung makan biasa yang bisa juga dijadikan tempat diskusi,” katanya.

Penamaan Makar itu sendiri, kata Lieus, cuma singkatan dari Makan Ayam Bakar. “Jadi, selain akan menyajikan makanan gratis untuk orang yang tidak mampu, warung itu juga bisa digunakan untuk tempat diskusi para aktivis,” jelasnya.

Menurut Lieus, ide mendirikan warung makan gratis itu tidak semata-mata diilhami oleh warung makan gratis yang sudah didirikan sejumlah orang di berbagai tempat, tapi sekaligus untuk menjawab “nyinyiran” sejumlah orang yang selama ini tak suka melihat kiprah dan sikap kritisnya.

Seperti diketahui, sebagai aktivis Tionghoa yang kritis pada pemerintah, Lieus memang seakan tak pernah lepas dari pembulliyan. Belakangan dia kembali difitnah dengan macam-macam persangkaan buruk setelah bertemu dengan Anton Medan dan Adian Napitupulu di sebuah rumah makan.

“Saya kritis bukan karena saya benci pemerintah atau tak suka pada seseorang. Saya kritis karena saya cinta negeri ini. Lagi pula, apakah perbedaan pandangan politik harus membuat kita memutuskan pertemanan?” jelasnya.

Karena itu, kata Lieus lagi, di Warung Makar miliknya ia tidak hanya ingin berbagi makanan secara gratis, tapi juga ingin mempersatukan semua anak bangsa. “Semua anak bangsa, apapun status dan ideologi politiknya, bisa datang ke warung ini. Tidak hanya makan dengan gratis, tapi juga berdiskusi,” ujarnya.

Untuk mewujudkan keinginannya itu, Lieus juga menyiapkan satu gerakan ekonomi berbasis online yang akan menyertai keberadaan warung makarnya. Yakni dengan melakukan gerakan tolong menolong menghidupkan ekonomi rakyat secara bersama.

“Jadi, bersamaan dengan dibukanya warung makar nanti, kita akan mengadakan kedai online yang akan memasok kebutuhan primer dan skunder masyarakat seperti sembako dan kebutuhan lainnya,” jelasnya.

Dengan kedai online itu, jelas Lieus, masyarakat yang ingin membantu penyediakan makanan gratis di Warung Makar tidak perlu menyumbang secara langsung.

“Masyarakat yang mau membantu bisa memesan semua barang kebutuhannya dengan memencet nomor telepon kedai online. Kita akan mengirim barang-barang itu langsung ke rumah pemesan tanpa mereka perlu keluar rumah,” katanya.

Semua keuntungan dari penjualan barang kebutuhan melalui kedai online itulah yang diharapkan Lieus bisa membiayai warung makan gratis yang didirikannya tersebut. “Jadi prinsip gotong royong dan tolong menolong itu tetap ada,” katanya.

Lieus menyebut, konsep rumah makan gratis dengan semangat gotong royong itu merupakan gagasan murni dirinya. Warung Makar, katanya lagi, akan menjadi warung makan gratis dengan menu vegetarian. “Oleh karena vegetarian alias non daging, maka semua orang bisa datang dan makan gratis di warung yang Insya Allah akan dibuka Oktober ini,” katanya lagi.

Lieus berharap, dengan terealisasinya gagasan membuka warung makan gratis tersebut, tidak hanya warga yang tidak mampu akan terbantu, tapi seluruh warga masyarakat juga bisa ikut bersumbangsih untuk membantu sesama.

“Sekali lagi, selain untuk berbagi makanan, di warung makar kita juga bisa saling tukar pikiran, berdiskusi sekaligus mempererat persaudaraan sesama anak sebangsa,” tegasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News