Banyaknya komentar dan opini dari elit bangsa yang berseliweran di meda massa pasca pemilu dan pilpres 17 April 2019, membuat situasi politik dalam negeri Indonesia terus memanas. Apalagi pernyataan-pernyataan itu seringkali bukannya mendinginkan suasana, tapi justru terkesan memprovokasi rakyat.
Atas situasi itu, Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma meminta para elit agar berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak perlu dan semakin memanaskan situasi.
“Berhentilah berkomentar atau mengeluarkan opini yang justru memprovokasi rakyat. Apalagi jika komentar dan opini itu sebagai upaya membendung kehendak rakyat untuk terjadinya perubahan,” katanya usai bertemu ekonom senior, DR. Rizal Ramli, di rumahnya di Bangka, Kemang Jakarta Selatan.
Usai pertemuan yang membahas kondisi perekonomian Indonesia pasca Pemilu itu, Lieus mengingatkan para elit negeri ini tidak bermain-main dengan hak kedaulatan rakyat. Menurut Lieus, sampai hari ini konstitusi Indonesia masih mengamanatkan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat.
Jadi, katanya, kalau rakyat menginginkan adanya perubahan di negeri ini, hal itu tidak bisa dibendung, bahkan oleh kekuatan bersenjata. “Jadi jangan mencurangi kehendak rakyat, apalagi menakut-nakutinya,” ujar Lieus.
Lieus menambahkan, ia sependapat dengan Rizal Rambil bahwa perubahan untuk menjadikan bangsa ini lebih baik adalah kehendak sejarah. “Oleh karena itu jangan coba dihalang-halangi. Presiden Soeharto saja, yang telah berkuasa selama lebih 30 tahun, harus menyerah pada kehendak rakyat itu,” ujarnya.
“Pak Rizal bilang, saat reformasi bergulir tahun 1998, gerakan perubahan hanya dimotori oleh segelintir intelektual dan kaum mahasiswa dan nyatanya Pak Harto akhirnya menyerah dan mundur.
“Saat ini semua elemen bangsa bergerak menginginkan adanya perubahan itu. Dari kalangan intelektual, kelas menengah hingga kelas bawah. Bahkan Emak-Emak, kalangan buruh serta petani semuanya bergerak menuntut terjadinya perubahan,” katanya.
Atas fakta itulah, ujar Lieus, ia meminta para elit bangsa, utamanya para politisi, agar tidak mencoba-coba menghempang kehendak rakyat tersebut. “Rakyat melihat, mengalami dan merasakan sendiri apa yang selama ini terjadi. Jadi berhentilah memprovokasi rakyat dengan pernyataan-pernyataan yang justru kontra produktif,” ujarnya.
Namun demikian, Lieus juga meminta agar rakyat tidak terpancing dengan pernyataan dan isu-isu yang sengaja dilontarkan para elit tersebut.
“Rakyat jangan terpancing. Tanggapi setiap isu dengan tenang dan kepala dingin. Kita, para relawan dan pendukung Prabowo-Sandi santai saja. Toh kita sudah menang. Kita rapatkan barisan dan berada dalam satu komando. Kita tunggu saja apa perintah pak Prabowo,” katanya.