Lawan Hoaks, Pemilu Aman dan Nyaman

Menjelang terselenggaranya Pemiu 2019, Polri bekerjasama dengan KPU dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Seminar Nasional dengan tema, “Melawan Hoaks Untuk Menciptakan Pemilu 2019 yang Aman, Damai dan Sejuk di Media Sosial,” di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (28/3/19).

Seminar dibuka Kabaintelkam yang diwakili Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri, Irjen Pol Suntana. Sedangkan Keynote Speech adalah Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Sebagai Pembicara adalah, Prof. Dr Mahfud MD, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Wahyu Setiawan, Pakar Komunikasi Politik UI, Effendy Gazali, dan Kadiv Humas Polri Irjen Pol M.Iqbal.

Seminar dihadiri oleh kalangan mahasiswa perwakilan BEM seluruh Indonesia, penggiat media sosial dan influencer.

“Terselenggaranya Pemilu yang aman sejuk dan damai pada Pileg dan Pilpres 2019, merupakan konsern dari berbagai pihak termasuk Polri,” Karo Multimedia Div Humas Mabes Polri Brigjen Pol Budi Setiawan di sela kegiatan seminar.

Di era digital ini, kata Budi, media sosial memegang peranan yang sangat penting dalam membantu menciptakan terselenggaranya Pemilu yang sejuk, aman dan damai.

Menurut data APJII tahun 2017 terdapat 143 juta penduduk Indonesia yang mengakses internet dan memanfaatkan jejaring media sosial untuk berkomunikasi.

“Artinya, ada 54 persen lebih masyarakat yang menggunakan media sosial setiap harinya,” ujarnya.

Dalam perjalanannya, kata dia, di media sosial bersliweran aneka informasi, termasuk informasi hoaks, ujaran kebencian bahkan SARA.

Brigjen Budi mengungkapkan, meski Polri sudah sering melakukan penegakan hukum terhadap pelaku yang melakukan hoaks, namun sepenuhnya belum bisa meredam peredaran hoaks.

“Untuk itu melalui seminar ini, Polri, Pemerintah dan KPU kembali menegaskan dan tanpa henti mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan hoaks dan mempolitisasi SARA demi terwujudunya pemilu yang sejuk, aman dan damai,” terang Budi.

“Pemilu tinggal beberapa hari lagi, KPU bersama Polri telah menetapkan tagline ‘say no to hoax dan politisasi SARA demi Pemilu 2019 yang berdaulat, negara kuat’,” tambahnya.

Menurut dia, seminar ini adalah upaya Polri dengan Pemerintah untuk mensosialisasikan pengguanaan media sosial secara cerdas, bijak, cermat dengan menghadirkan para pakar dalam bidangnya yang kompeten dan kredibel.

Dalam Seminar pembicara dan peserta juga sharing, berbagi pengalaman bagaimana menciptakan media sosial menjadi ruang yang sehat, produktif, positif dan sejuk untuk saling berkomunikasi.

“Panitia menghadirkan perwakilan para penggiat media sosial dari berbagai komunitas dan BEM Mahasiswa, perwakilan dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, untuk melakukan serangkaian kegiatan termasuk unjuk kreatifitas melawan hoaks. Selain itu peserta juga akan menandatangani Pakta Integritas anti hoax untuk menjaga keutuhan NKRI,” terang Budi.

Di sela-sela acara tersebut, Brigjen Pol Drs Budi Setiawan MM, menjelaskan ancaman hoaks dan konten negatif di sosial media sudah membahayakan.

Berdasarkan data Bagian Pemantauan dan Analisa Biro Multimedia Divisi Humas Polri, sepanjang tahun 2018 ditemukan 30.056 konten negatif di media sosial yang terdiri dari 602 (2 persen) Hoax, 20.945 (70 persen) Provokasi, 1.120 (4 persen) SARA, 6.886 (23 persen) Hate speech, 491 (2 persen) Radikalisme, dan 12 (0,04 persen) Terorisme.

“Fakta tersebut tentu harus menjadi perhatian serius,” tandasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News