Sejarawan JJ Rizal menyesalkan Rezim Joko Widodo (Jokowi) melalui aparat kepolisian menangkap dosen UNJ Robertus Robert.
“ia ditangkap, ngeri negara ga paham refleksi sejarah,” kata Rijal di akun Twitter-nya @JJRizal.
Menurut JJ, Robertus Robertus yang mengkritik TNI dalam aksi Kamisan hanya mengingatkan bahaya militerisme.
“Robet ambil artefak sejarahnya dlm bentuk lagu yg bisa gambarkan semangat zaman paling kuat pd 98: tolak militerisme,” jelas JJ Rizal.
Kata JJ Rizal, Robertus sebagai pelaku reformasi 98 mengingatkan kepada generasi yang tidak mengalami peristiwa tersebut. “Robet bicara sbg saksi sekaligus pelaku sejarah reformasi 98 en ia bediri di depan generasi yg tak ngalami,” jelas JJ Rizal.
Juru bicara Markas Besar Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo membenarkan penangkapan dan penetapan status tersangka terhadap aktivis Robertus Robet pada Rabu malam, (6/3/2019).
“Robet ditangkap atas dugaan tindak pidana penghinaan terhadap penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia,” kata Dedi melalui pesan singkat, Kamis,( 7/3/2019) dikutip dari Tempo.
Dedi menjelaskan Robet ditangkap karena orasi saat aksi Kamisan di Monumen Nasional (Monas), tepatnya depan Istana pada Kamis pekan lalu. Orasi Robet dianggap telah menghina institusi TNI.