Demonstrasi yang mengatasnamakan “Bela Kiai” di Kudus rawan disusupi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan diantara para santri.
Demikian dikatakan alumni pesantren Sarang, Rembang Tony Rosyid dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (8/2/2019).
Menurut Tony Rosyid, demonstrasi di Kudus terhadap Fadli Zon mestinya tidak perlu ada karena yang bersangkutan telah melakukan klarifikasi ke publik.
“Hal ini justru bisa menimbulkan kegaduhan yang tidak diperlukan, dan menyebabkan berkembangnya opini yang kurang baik terhadap pesantren Sarang secara umum,” ujar Tony Rosyid.
Dalam rangka menghormati dan memuliakan Syaikhona, Kata Tony Rosyid, hendaknya tidak ada pihak-pihak, khususnya para santri yang menarik-narik Syaikhona K.H. Maimoen Zubair dalam kepentingan politik praktis.
“Terutama untuk kepentingan pilpres saat ini. Ini justru telah menimbulkan perpecahan di antara para santri,” ungkapnya.
Tony Rosyid berharap semua santri Sarang dan Muhibbin Syaikhona K.H. Maimoen Zubair lebih matang dan dewasa dalam menghadapi perbedaan, sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pragmatis jangka pendek dan bersifat duniawi.
“Semua santri dan Muhibbin Syaikhona K.H. Maemoen Zubair diharapkan tetap terus menjaga ukhuwah antar santri, ukhuwah islamiah dan ukhuwah kebangsaan demi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan, terkait dengan puisi Fadli Zon, yang bersangkutan sudah melakukan klarifikasi, bahwa yang beliau maksud sama sekali bukan K.H. Maimoen Zubai, tapi pihak yang telah bersikap tidak sopan kepada pimpinan pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang itu.
“Justru Fadli Zon prihatin terhadap pihak yang telah memperlakukan Syaikhona K.H. Maimoen Zubair tidak sebagaimana mestinya,” pungkasnya.