Komandan Nasional Brigade HMS Kecam Pernyataan yang Menyebut Soeharto sebagai Bapak Koruptor

Komandan Nasional Brigade Hasta Mahardika Soeharto (HMS) Indonesia Andy Kodrat turut menanggapi pernyataan politisi PDIP Ahmad Basarah yang menyebut Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai bapak koruptor. Andy menilai ucapan kontroversial Ahmad Basarah bisa mengundang perpecahan anak bangsa. Terlebih, kata dia, pengagum Soeharto di Tanah Air memang cukup banyak.

Andy menyatakan seharusnya Ahmad Basarah introspeksi diri bahwa kepemimpinan Pak Harto harus menjadi teladan bagi kepemimpinan saat ini. Era Orde Baru, kata Andi, tercipta sebuah kepemimpinan kuat yang menciptakan rasa aman, tentram dan damai sehingga roda pemerintahan berjalan sesuai amanah UUD 1945 dan Pancasila.

“Kondisi dulu (Orde Baru) sangatlah jauh berbanding terbalik dengan kondisi dan kenyataan yang terjadi saat ini. Coba tanyakan kepada masyarakat, kalau mau jujur dengan syarat tanpa intimidasi, toh kita ingin mendapatkan fakta real demi kebaikan bangsa ini kedepannya,” kata Andy kepada awak media, Minggu (2/12).

Andy Kodrat (IST)

Andy mencoba untuk mengingatkan kepada siapapun bahwa Pak Harto adalah pemimpin yang lekat terhadap petuah dan filosofi kehidupan Jawa atau adat ketimuran. Bangsa Indonesia, kata dia, sangat memuliakan orang tua sebagaimana Pak Harto memuliakan ibundanya.

“Bagaimana mungkin seorang pemimpin selama puluhan tahun dan dikenal selalu mengikuti nasehat-nasehat orang tuanya lalu disebut bapak koruptor. Kami tersinggung dan mengutuk ucapan tersebut,” jelas Andy.

Beberapa petuah Jawa yang dijalankan Pak Harto dalam kepemimpinannya adalah ‘Mikul Dhuwur Mendem Jero’. Menurut Andy filosofi tersebut bermakna bahwa mengangkat kebaikan orang setinggi-tingginya dan mengubur keburukan orang lain sedalam-dalamnya.

“Pak Harto menyematkan gelar proklamator terhadap Bung Karno walaupun beliau mendapat cemoohan dan pertentangan politik. Bahkan Pak Harto menerapkannya dalam kebijakan negara. Apakah Ahmad Basarah dan kelompoknya tidak melihat keluhuran budi pekerti Pak Harto itu,” ujarnya.

Andy mengingatkan kepada Ahmad Basarah terkait petuah Jawa lainnya seperti ‘Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana’ yang bermakna ‘Kehormatan diri berasal dari lisan, Kebesaran raga berasal dari pakaian’. Kemudian filosofi ‘Ngunduh Wohing Pakarti’ yang bermakna ‘Semua orang akan mendapat akibat dari perbuatannya sendiri’.

“Sekarang rakyat Indonesia dapat melihat secara jernih dan cerdas apa yang dilakukan oleh seorang Ahmad Basarah terhadap mantan Presiden RI Ke-2. Rakyat Indonesia benar-benar mengharapkan kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang aman, tentram dan damai seperti saat pemerintahan Soeharto,” tegasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News