Pemasangan bendera mirip HTI di tembok rumah Habib Rizieq Syihab di Mekah Arab Saudi memunculkan berbagai kejanggalan.
Demikian dikatakan Pengacara Habib Rizieq Syihab, Sugito Atmo Prawiro dalam perbincangan dengan tvOne dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi pada Kamis (8/11).
Kejanggalan pertama, kata Sugito, bendera yang diasosiasikan sebagai bendera organisasi Hizbut Tahrir itu tertempel lalu hilang dengan misterius. Rizieq, katanya, tentu tak tahu-menahu tentang keberadaan bendera itu dan bukan kliennya pula yang memasangnya, meski sempat tertempel di bagian belakang rumahnya.
“Bendera itu di sana pagi tapi siangnya tiba-tiba sudah hilang—ini salah satu kejanggalan,” kata Sugito.
Kejanggalan kedua, ujarnya, satu kamera pengawas atau CCTV di bagian belakang rumah Rizieq mendadak hilang sehingga sang tuan rumah tak mengetahui orang yang menempelkan bendera itu.
Sesungguhnya ada dua CCTV di luar rumah Rizieq: satu ditempatkan di depan dan yang lain di belakang. Anehnya, kata Sugito, CCTV di belakang hilang, sementara kamera serupa di depan tetap di sana.
Kejanggalan ketiga ialah foto bendera tertempel di belakang rumah Rizieq segera beredar dan ramai di Indonesia, lalu diberitakan oleh semua media massa di Tanah Air. Tetapi, anehnya lagi, kata Sugito, bendera itu sebenarnya sudah hilang sebelum beritanya begitu ramai di Indonesia, bahkan sebelum Rizieq diperiksa oleh polisi Arab Saudi.
Sugito berterus terang tak mengetahui asal-muasal foto bendera itu menyebar di media sosial dan pers Indonesia. Namun dia menengarai, si pemotret sengaja mengambil gambar bendera itu dari kejauhan, kira-kira di area lapangan futsal di belakang rumah Rizieq.
“Setelah itu (bendera) tidak ada lagi, tapi ada bukti foto (keberadaan bendera di rumah Rizieq Shihab), yang kemudian dikirim ke (orang-orang tertentu) di Indonesia,” katanya.
Padahal, dia menambahkan, beberapa saat setelah ramai foto kontroversial itu, hanya pers Indonesia yang ramai memberitakan, sementara pers internasional, bahkan pers Arab Saudi, tak memberitakannya sama sekali.
“Langsung viral di Indonesia, padahal saya cek di Google belum ada berita semacam itu.”