Aparat kepolisian harus fokus mengusut dalang dan pengibar bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada acara Hari Santri Nasional (HSN) di Garut.
“Aparat keamanan harus fokus pada pengibar bendera selain bender amerah putih karena itu adalah peringatan HSN di mana intinya tidak boleh ada bendera selain bendera merah putih,” kata Ketua PAC GP Ansor Lamongan Muhammad Masyhur kepada suaranasional, Selasa (23/10).
Masyhur mengatakan, Ansor Lamongan meminta aparat kepolisian mengusut dalang pengibaran bendera HTI dan pelaku di lapangan saat peringatan HSN di Garut.
“Saya tegaskan sekali lagi itu bukan bendera tauhid karena kalimat tauhid itu diucapkan dari lubuk hati bukan ditaruh di bendera karena kalau ada di bendera dapat dipastikan itu bendera ormas yang telah dibubarkan oleh pemerintah yaitu HTI,” jelas Masyhur.
Kata Masyhur, akhir-akhir ini ada gerakan pengelabuhan atau pembiasan melalui kegiatan warga NU dengan menyusup dan membuat semacam bendera kecil dan ikat kepala yang bertuliskan kalimah tauhid dan disebarkanluaskan,
“Karena eks HTI berharap bendera mereka dapat diterima khalayak ramai padahal jelas mereka punya misi merubah ideologi pancasila dengan sistem khilafah di NKRI ketika masyarakat sudah bisa menerima simbol simbol HTI,” jelasnya.
“Kita sebagai anak bangsa yang mencintai NKRI harus bisa mengerti mana gerkan gerakan yang akan mengganti ideologi pancasila ke sistem khilafahh karena kami tidak rela tanah air yang telah di perjuangkan oleh para kiai diluluhlantakkan seperti di Timur Tengah. Harapan kami kepada aparat keamanan menertibkan semua simbol-simbol HTI,” pungkas Masyhur. (Rinto)