Film pengkhianatan Partai Komunis Indonesia Indonesia (PKI) yang diproduksi di era Orde Baru dianggap menyebarkan kebohongan atau hoax.
“Ada banyak cara membuat pemimpin jadi lebih beranu dan jagoan, jenderal. Tapi kan gak harus film hoax begini,” kata aktivis muda NU Rumail Abbas di akun Twitter-nya @stakof.
Rumail mengatakan seperti itu menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menganggap KSAD tidak berani memerintahkan untuk menonton film pengkhianatan PKI.
“Kalau KSAD tdk berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bgaimana mau mimpin prajurit pemberani & jagoan2 spt Kostrad, Kopassus, & semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut… ya sudah pantas lepas pangkat. Ingat! Tdk ada hukuman mati utk perintah nonton bareng,…” tulis Gatot.
Gatot menyampaikan pemutaran film tersebut bukan bertujuan untuk mendeskreditkan atau menyalahkan salah satu pihak, tetapi untuk memberikan gambaran tentang peristiwa kelam yang pernah terjadi di masa lalu.
Lebih lanjut, Gatot menegaskan pemutaran film tidak untuk menumbuhkan dendam pada pihak-pihak tertentu.
“Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanannya,” pungkas Gatot.