Ansor dan Banser Kabupaten Jepara tidak terlibat menggagalkan ceramah Ustadz Abdul Somad di Ponpes Al Husna, Mayong, Jepara beberapa waktu lalu.
“Yang bisa membubarkan pengajian secara de facto dan de jure bukan Banser. Tapi pihak keamanan,” kata tokoh Muda NU Jepara Abdalla Badri di akun Facebook-nya.
Kata Abdalla, Banser tidak punya wewenang memberi ijin keramaian. Banser tak punya pasal pembubaran. “Banser hanya memberi masukan kepada polisi jika ada suara masyarakat yang harus didengar,” jelasnya.
Menurut Abdalla, kejadian di Jepara, Ansor sudah meminta baik-baik pihak keamanan agar mengantisipasi terjadinya penumpang gelap ormas terlarang.
“Banser tidak pernah membubarkan pengajian. Justru Banser yang selalu mengawal kajian, pengajian, shalawatan, khitanan, atau hal-hal lain yang membutuhkan pengawalan paramiliter NU itu jika dianggap perlu. Tapi dengan satu syarat: tidak mengundang penceramah atau pemateri yang pernah menghina Kanjeng Nabi, menghina NU, menghina amaliyah NU, apalagi anti NKRI,” paparnya.
Kata Abdalla, Ansor Jepara siap turun membantu lancarnya acara bertajuk Maulid Akbar ke-16 di Ponpes Al Husna Mayong dengan syarat: pastikan UAS tidak hadir.
“Banser sangat kasihan kepada Al-Husna jika agendanya jadi gagal total akibat rencana kedatangan UAS yang ditolak warga saat ketahuan ditunggangi tim cingkrang bertopi ilahi HTI,” pungkasnya.
Ia menegaskan, Ansor Jepara sama sekali tidak menolak UAS selama ia tidak diikuti eks HTI. “Nyatanya, duh duh duh. UAS terbukti “dipakai” oleh pengasong ideologi khilafah makariyah, walau Netizen “kusem” banyak yang termakan propaganda panji Rasululullah,” pungkasnya.