Ketua umum partai politik yang tidak menjadi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi menerima dengan lapang dada dan tidak mengungkit persoalan masa lalu.
“Tapi semua memahami keputusan Presiden. Tidak ada yang kecewa, sedih atau baper,” kata Anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Maman Imanulhaq, Rabu (15/8).
Kata Kiai Maman, pertarungan politik saat itu memang sulit dibaca. Banyak tokoh katanya, termasuk para ketua umum partai koalisi mempersiapkan diri agar dipinang Jokowi menjadi cawapres, namun nyatanya tidak terpilih.
Kata Kiai Maman, terpilihnya KH Ma’ruf Amin menjadi cawapres merupakan kewenangan Jokowi. Apalagi koalisi katanya sudah sepakat menyerahkan soal cawapres kepada Jokowi sendiri.
“Partai koalisi hanya memberi masukan yakni kriteria sosok yang bisa menaikkan elektoral Jokowi dan juga menuntaskan program Nawacita di periode kedua kepemimpinan Jokowi,” kata Kiai Maman.
Sebelumnya, Mahfud MD menyebut ancaman dari salah satu Ketua PBNU yang menyatakan jika yang dicalonkan sebagai cawapres Jokowi adalah Mahfud MD, maka NU tidak punya tanggung jawab moral untuk mendukungnya, adalah suruhan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin. Hal itu disampaikannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam, 15 Mei 2018.
“Itu ada (pernyataan ancaman), Robikin namanya. Ribut seluruh Indonesia. Itu dibantah (PBNU) padahal itu ada. Yang suruh itu Kyai Ma’ruf Amin. Bagaimana saya tahu? Muhaimin (Ketum PKB Muhaimin Iskandar) yang bilang ke saya,” kata Mahfud.