Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak peduli kebhinnekaan karena menjadikan KH Ma’ruf Amin yang terlibat memasukkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke penjara menjadi cawapres.
“Jokowi tak menunjukkan dia peduli terhadap kebhinekaan,” kata wartawan senior Andreas Harsono di akun Twitter-nya @andreasharsono.
Andreas berkomentar seperti itu atas berita dw.com berjudul “Sosok Cawapres Ma’ruf Amin di Mata Pegiat HAM”.
Kata Andreas, golongan putih (golput) akan naik dalam pemilihan 2019 karena para pemilih, terutama yang berpendidikan, tak puas dengan sosok Prabowo/Uno atau Ma’ruf Amin.
“Keputusan @jokowi dan koalisi memilih Ma’ruf Amin, termasuk dukungan Nahdlatul Ulama, jadi sorotan dunia. Mereka kuatir dgn reputasi Islam garis keras Amin,” jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan nama cawapres KH Ma’ruf Amin di hadapan wartawan di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (09/08) petang.
“Dengan mempertimbangkan masukan-masukan dan saran dari berbagai elemen masyarakat… maka saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari partai-partai koalisi yaitu Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai calon wakil presiden periode 2019-2024 adalah Profesor Doktor KH Ma’ruf Amin,” ungkap Presiden Jokowi.
Menurutnya, Ma’ruf Amin merupakan “sosok utuh sebagai tokoh agama yang bijaksana.”
“Dalam kaitannya dengan kebinekaan, Profesor Doktor Kiayi Haji Ma’ruf Amin saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.”