Ustadz Abdul Somad harus mengklarifikasi terlebih dulu sebelum memberikan ceramah karena jejak digitalnya pernah menyatakan mendukung khilafah Islamiyah.
“Ya perlu (klarifikasi) dong. Jalan tengahnya, dia (Ustaz Abdul Somad) klarifikasi terlebih dahulu sebelum (menghadiri acara). Menjelaskan tentang jejak-jejak digitalnya,” kata Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Sabtu (28/7) dikutip dari Republika.
Kata Kiai Abdul Manan, Ustadz Somad tidak cukup menunjukkan telah diundang ceramah di TNI dan Kepolisian maupun Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Kiai Abdul Manan mengatakan, gerakan HTI maupun yang menyuarakan Khilafah Islamiyah menghancurkan sebuah negara.
“Kita sepakat Indonesia sebagai negara Darul ‘Ahdi wa Syahadah, negara perjanjian, maka itulah yang harus kita junjung tinggi. Enggak boleh diingkari perjanjian itu. Di mana-mana, (gerakan semisal HT –Red) hanya membikin keruh negara. Mana ada contoh yang sukses? Libya, hancur. Suriah, Yaman, Afghanistan, begitu juga,” jelasnya.
Melalui surat kepada Kapolda Jawa Tengah, Patriot Garuda Nusantara (PGN) mendesak kepolisian agar tidak mengizinkan tabligh akbar yang mengundang Ustadz Abdul Somad di Pedurungan, Mijen, Semarang, pada 30-31 Juli 2018.
PGN menuding pengurus NU Riau (2009-2014) itu sebagai corong dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).