Pijat bayi yang dilakukan orangtua seraca rutin memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, juga berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Baik itu proses komunikasi dan belajarnya. Bahkan saking pentingnya, pijat bayi menjadi salah satu program Kementerian Kesehatan di 34 Provinsi Indonesia.
“Tidak hanya membangun serta memperkuat ikatan antara bayi dan orangtua, sentuhan cinta yang diberikan oleh ibu melalui ritual mandi dan pijat bayi selama masa neonatal dapat memperkuat system kekebalan tubuh bayi dan memperlancar sirkulasi darah,” kata dr. Bernie Endyarnie Medise, SpA(K), MPH dari UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Selain itu, pijat bayi juga dapat membantu bayi untuk tidur lebih nyenyak serta baik bagi system pencernaan yang sangat penting untuk mencerna dan menyerap makanan. Dengan melakukan hal tersebut, maka ibu membantu bayi menjadi lebih kuat untuk terus tumbuh dan berkembang secara optimal,” tambahnya.
Namun, pijatan harus diberikan langsung oleh para ibu, bukan orang lain. Pasalnya, ada sentuhan cinta di balik pijat bayi yang diberikan ibu. Selain itu, bonding antara anak dan ibu juga sangatlah penting yang baik untuk tumbuh kembang anak. Pijatan bisa diberikan mulai ujung kepala hingga kaki.
Ini bisa memperlancar pembuluh darah bayi. Dengan demikian, asupan nutrisi akan tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Sementara untuk waktu, pijat bayi tidak perlu berlama-lama. Idealnya pijatan dilakukan kurang lebih 10-15 menit. Yang perlu diperhatikan adalah saat memberikan pijatan, ibu harus fokus dan tidak sambil melakukan kegiatan lain seperti bermain handphone.
“Sebaiknya jangan diserahkan kepada dukun, suster, atau lainnya. Ayah atau nenek juga boleh. Mamanya juga harus aktif. Sehingga ketika diberi stimulasi multisensori ini perkembangan fisik bayi bisa lebih sempurna,” tandasnya.