Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tersengat proyek 35 megawatt yang saat ini tidak jelas laporannya.
“5 Ribu MW kemudian hilang dari narasi-narasi pencitraan Presiden Jokowi, lenyap. Sekarang yang tersisa adalah berita korupsi yamg menggema. Proyeknya tidak jelas, korupsinya merajalela,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean, Jumat (27/7).
Kata Ferdinand, dugaan korupsi pada sewa Pembangkit Listrik Kapal (MVPP) yang disewa dari Turki berbau sengit korupsi.
Pengadaan listrik PLTU Riau 1 berbau amis korupsi bahkan KPK melakukan OTT atas perkara ini. Memeriksa dan menggeledah Dirut PLN dan Mensos Idrus Marhan.
Bahkan beberapa bulan lalu beredar rekaman yang diduga percakapan Sofyan Baasir dengan Rini Soemarno menteri BUMN yang membahas bagi-bagi fee proyek.
“Sungguh peristiwa itu membuat mata kita terbelalak atas boboroknya rejim ini dalam mengelola negara. Saya sendiri meyakini semua proyek pembangkit di 35 Ribu ME ini patut diduga menyimpan bau amis korupsi,” jelasnya.
Kata Ferdinand, potret gagal Jokowi atas listrik 35 Ribu MW yang hilang lenyap dan tersisa berita korupsinya.
“Semua tau kedekatan Jokowi dengan Rini Soemarno, adakah korupsi ini terkait logistik pilpres 2019?” tanya Ferdinand.
Ferdinand meminta Jokowi buka suara kasus ini. 35 Ribu MW ini sekarang menjadi karma atas narasi proyek mangkrak masa lalu yang dijadikan narasi menutupi minimnya prestasi pemerintah ini.