Publik harus mengetahui produksi berita hoax dan pola penyebaran melalui media sosial kubu Ahok sama dengan Jokowi.
“The Guardian sudah mengungkap peran buzzer Ahok dalam memproduksi berita hoax dan sama juga di kubu Jokowi. Pola dan kerjanya sama,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (25/7).
Kata Muslim, kubu Jokowi punya media online yang bertugas menghantam kubu oposisi. “Dan berita-berita hoax penuh sensasi dibiarkan saja seperti seword, ini bagian operasi pemenangan Jokowi. Di Pilkada DKI Jakarta seword dukung Ahok,” paparnya.
Muslim mengatakan, kubu oposisi hanya merespon kubu Jokowi dengan pasukan cybernya. “Oposisi dengan Muslim Cyber Army atau lainnya sebagai respon atas pasukan cyber penguasa. Istilah ada aksi dan reaksi. Coba bandingkan di era SBY tidak ada tim cyber yang mengopinikan SBY seperti superman,” jelas Muslim.
Kata Muslim, di era Jokowi demokrasi dirusak dengan munculnya tim cyber yang membuat berita hoax mendukung penguasa. “Seperti kasus Freeport masih tahap HoA buzzer Istana langsung menyebut Freeport sudah dikuasai. Ini pembodohan dan penyebaran hoax,” jelasnya.
Selain itu, Muslim mengatakanm pasukan cyber Jokowi harus dibongkar dananya. “Jangan sampai dana negara hanya untuk biaya buzzer yang membohongi rakyat,” papar Muslim.