Kelompok Wahabi gencar menentang dan menolak Islam Nusantara karena gerakannya di Indonesia mulai tertekan.
“Mereka yang menentang dan menolak bahkan menghujat Islam Nusantara, sejatinya adalah kelompok Wahabi,” kata Generasi Muda NU di akun Facebook-nya.
Kata Generasi Muda NU, kelompok Wahabi menolak Islam Nusantara karena tertekan gerak-gerik dakwahnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) dan MUI kabupaten dan kota se-Sumbar menyatakan Islam Nusantara tidak dibutuhkan di Ranah Minang.
“Kami, MUI Sumbar dan MUI kabupaten-kota se-Sumbar menyatakan tanpa ada keraguan bahwa Islam Nusantara dalam konsep, pengertian, defenisi apapun tidak dibutuhkan di Ranah Minang (Sumatera Barat),” kata Buya Gusrizal Gazahar, Ketua MUI Sumbar, Senin (23/7/2018) di Padang dikutip Sumbarsatu.
Menurut Buya Gusrizal, nama Islam telah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi dengan embel-embel apapun.
Menurut Buya Gusrizal, istilah “Islam Nusantara” melahirkan berbagai permasalahan yang akan mengundang perdebatan yang tidak bermanfaat dan melalaikan umat Islam dari berbagai persoalan penting yang sedang dihadapi. Bahkan istilah “Islam Nusantara” bisa membawa kerancuan dan kebingungan di tengah umat dalam memahami Islam.
“Susunan bahasa Indonesia yang menganut konsep Diterangkan Menerangkan (DM), menunjukkan pembatasan Islam dalam wilayah yang disebut “Nusantara”,” jelas Buya Gusrizal.