Saat ini beredar kabar di kalangan wartawan perusahaan asal China berminat membeli beberapa aset Pertamina.
Terlebih lagi ada surat yang ditandatangani Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno terkait empat aksi korporasi yang bakal dilakukan Pertamina, termasuk menjual aset-asetnya ke pihak swasta.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, pelepasan aset merupakan upaya menyehatkan portfolio investasi, sehingga Pertamina tidak memiliki kecondongan risiko pada satu aset tertentu.
“Seperti pepatah don’t put your eggs in one basket, di mana kita meminimalkan risiko berdasarkan kajian bisnis dan legal yang telah dilakukan dengan cermat,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan penjualan aset Pertamina wajar karena tujuannya untuk meningkatkan nilai ekonomi perusahaan.
“Semuanya boleh share down Mahakam sudah dari dulu kan, (itu) akan menyehatkan keuangan Pertamina,” ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2018).
Staf Khusus Kementerian BUMN Wianda Pusponegoro mengatakan, setelah surat diterbitkan sampai saat ini tidak ada aset Pertamina yang dijual, untuk menyehatkan keuangan perusahaan.
”Tidak ada penjualan aset Pertamina,” kata Wianda, saat berbincang dengan Jakarta, Kamis (19/7/2018) dikutip dari Liputan 6.
Kerugian Pertamina
PT Pertamina (Persero) mengaku rugi hingga Rp 5,5 triliun pada Januari-Februari lalu. Jumlah itu merupakan total kerugian karena distribusi premium dan solar bersubsidi.
“Kerugian karena distribusi premium dan solar subsidi sudah mencapai Rp 5,5 triliun, angka Rp 3,9 triliun (yang pernah disampaikan Pertamina sebelumnya) adalah nilai rugi bersih,” kata Direktur Pemasaran Ritel dan Korporat Pertamina Muchamad Iskandar di Gedung DPR, Selasa (10/4/2018).
Sikap Serikat Pekerja
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melakukan aksi demo. Beragam tuntutan yang disampaikan dalam aksi demo
Salah satunya soal penjualan aset Pertamina hingga menolak akuisisi Pertagas oleh PGN. Para pekerja Pertamina beralasan akuisisi tersebut tidak disertai kajian yang komprehensif dan berdampak pada adanya transfer profit secara bottom line kepada asing.