Revolusi Mental mengalami kegagalan karena menteri yang maju sebagai calon legislatif (caleg) tidak mundur.
“Jika presiden tak bersikap juga, maka semboyan Revolusi Mental yang didengung-dengungkan hanya tinggal senandung, tidak membekas dan sikap dan tindakan nyata,” kata aktivis Muhammadiyah Pedri Kasman kepada suaranasional, Jumat (21/7).
Kata Pedri, rakyat pasti paham, mana pemimpin yang bermental baik dan mana yang hanya sekedar bersemboyan mental.
“Pemilu 2019 harus dijadikan momentum perubahan untuk benar-benar membuktikan Revolusi Mental itu. Bukan revolusi kepentingan kuasa semata,” jelasnya.
Kata Pedri, Kinerja para menteri yang ikut menjadi caleg bisa dipastikan akan terganggu disaat mereka harus mengurus banyak proses pencalegan dan berkampanye ke dapil masing-masing. Sementara itu problem yang harus diselesaikan pemerintah makin berat. Makin banyak kepentingan rakyat yang harus dijaga oleh presiden dan para menterinya.
“Para menteri yang nyaleg tersebut seharusnya mundur dengan hormat. Pilih salah satu, nyaleg atau melanjutkan kerja sebagai menteri. Hal yang sama tentu juga berlaku bagi mereka yang sekarang dapat jatah jadi komisaris BUMN dan jabatan politis lainnya. Jika mereka tak mau bersikap tegas begitu, maka Presiden semestinya yang memberhentikan mereka,” pungkasnya.