Kelompok Islam tetap mandul walaupun Joko Widodo (Jokowi) diusung PDIP berkoalisi dengan kelompok Islam seperti kasus Ahok yang didemo berjuta-juta umat Islam.
Demikian dikatakan ulama NU KH Luthfi Bashori di akun Facebook-nya dari hasil diskusi group whatsap “Diskusi Problem Aswaja’ 170 anggota.
“Kelompok Islam tidak dapat berbuat apa apa dalam menentukan kebijakan karena idologi PDIP menganggap syariat Islam menganggu kemajemukan NKRI berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Kata Kiai Luthfi, dalam diskusi itu juga disimpulkan, Perda Syariat Islam tidak sejalan dengan ideologi yang dianut PDIP
“Syariat Islam bertentangan dengan UUD 1945. Jadi jelaslah, bahwa PDIP itu adalah salah satu partai yang tidak dapat dijadikan pilihan oleh umat Islam untuk menentukan kepemimpinan,” tulis Kiai Luthfi.
Kiai Luthfi mengungkapkan, umat Islam Tidak mudah tertipu dengann digandengnya ‘anak kiai’ atau yang semisalnya.
“Karena jika sudah jadi wakil dari calon terpilih, tetap saja tidak bisa berbuat banyak. Dalam memilih pemimpin bukan hanya personnya yang harus dilihat, tapi orang-orang di sekelilingnya (baca: partai pengusungnya) juga harus dipetimbangkan.
Karena ‘anak kyai’ dan yang semisalnya itu, hanya untuk menarik massa dari kalangan agamis. Namun untuk menentukan kebijakan tergantung dari kebijakan partai yang mengususngnya.
Dalam diskusi itu meminta Umat Islam harus mewaspadai adanya paslon ‘pemecah suara’ agar calon tertentu dapat melenggang naik. Ini by skenario, agar ‘project’ tertentu jadi aman.
“Ke depan (2019) seharusnya partai politik lebih mendengarkan dan meminta masukan dari ulama, mulai dari saat penjaringan calon demi mengangkat calon yang realistis, sehingga tidak hanya memilih yang paling kecil mudharatnya saja, tapi juga menjaring putra terbaik bangsa dari segi manapun khususnya demi kemaslahatan umat Islam,” tulis dalam diskusi tersebut.