PT Adhi Karya yang menempatkan Fadjroel Rachman (Preskom) sebagai Presiden Komisaris menyebabkan perusahaan negara ini terus merugi.
“Fadjroel Rachman enggak ngerti apa-apa jadi Preskom. Perusahaan rugi terus, kerja utamanya cuma jadi buzzer pembela Presiden Jokowi,” kata Ekonom senior, Rizal Ramli, Selasa (17/7).
Rizal menilai Fadjroel telah merusak citra aktivis politik.
“Saya enggak keberatan kalau pendukung Jokowi ditaruh komisaris, asal jangan jadi Preskom. Preskom itu harus yang mengerti strategi dan punya leadership yang baik,” kata Rizal.
Bagi Rizal, pimpinan BUMN harus bisa mendorong perusahaannya menghasilkan keuntungan. Mereka haruslah orang-orang yang mengerti masalah dan punya nyali.
“Kalau mengerti masalah tapi enggak punya nyali sama saja bohong. Tapi, punya nyali enggak mengerti masalah jadinya preman,” jelas Rizal.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, Jumat (17/2/2017), laba bersih Adhi Karya tercatat sebesar Rp313,45 miliar pada 2016, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar Rp463,68 miliar.
Menurut analis Mandiri Sekuritas Gerry Harlan, perolehan laba bersih ini memiliki porsi 108 persen dari prediksi Mandiri Sekuritas dan 89 persen dari prediksi konsensus.
Laba bersih tersebut tergerus disebabkan tumbuhnya beban pokok pendapatan hingga 18,23 persen dari Rp8,41 triliun menjadi Rp9,94 triliun. Hal itu juga diikuti oleh peningkatan jumlah beban usaha menjadi Rp455,97 miliar atau naik 15,29 persen dari Rp395,49 miliar.