Islam Nusantara tidak bisa dipisahkan dengan paham Islam liberal dan sangat disayangkan banyak kiai yang menyetujuinya.
Demikian dikatakan Ulama NU KH Luthfi Bashori di akun Facebook-nya. “Islam Nusantara dijadikan jurus untuk sebagai pemecah belah umat Islam. Jelas di kalangan umat Islam akan timbul pro & kontra,” ungkapnya.
Kata Kiai Luthfi, munculnya Islam Nusantara berawal dari fanatik buta oknum pengusung Islam Rahmatan Lil Alamin namun yang dimaksud adalah satu golongan saja
Menurut Kiai Luthfi, penamaan Islam Nusantara diviralkan oleh para penggiat Islib (Islam Liberal). Mereka memanfaatkan kiai-kiai sepuh NU yang tidak dapat mengikuti dunia Medsos, sehingga dapat leluasa men-cekok-i ideologi mereka yang penuh dengan kebohongan dan kepentingan berbahaya dari kalangan kaum orientalis.
“Inti masalahnya, “penetrasi” JIL (Jaringan Islam Liberal) & Syiah cukup masif dan berpengaruh terhadap pola pikir hingga mempengaruhi “imamah” di tubuh NU. Sehingga warga Nahdliyin yang lurus tentu akan dijadikan musuh,” jelas Kiai Luthfi.
Kiai Luthfi mengatakan, munculnya istilah Islam Nusantara akan timbul sikap fanatisme terhadap Islam Nusantara dan cenderung mem-perspektif-kan bahwa Islam Nusantara itu yang paling benar, paling baik. Selain Islam Nusantara, berarti salah atau kurang sempurna.
“Bisa jadi Islam Nusantara adalah labelisasi baru setelah Islam Liberal gagal didengungkan. Di mana Islam Liberal mengadopsi pemikiran kaum orientalis yang lebih ditekankan pada dunia kampus. Kegagalan Islam Liberal yang dulu ada di dunia kampus Umum dan Islam, kini strategi yang lama diterapkan di tubuh NU dengan mendengungkan istilah Islam Nusantara,” pungkasnya.