GIM Adakan Pelatihan Menulis di Ponpes Mansyuriah Lombok Tengah

Gerakan Indonesia Menulis (GIM) mengadakan pelatihan penulisan di Pondok Pesantren (Ponpes) Mansyuriah Lombok Tengah, Ahad (27/5).

Adapun pemateri acara ini antara lain: Yunus Hanis Syam (wartawan/penulis), Ananta Damardjati (penulis), Heva Ervandi (musikus rocker).

Mereka menyampaikan materi dengan melibatkan peserta secara aktif dan disertai simulasi dalam penulisan.

Ananta Damarjati memantik semangat agar santri aktif menulis. Lewat jargon “menulis itu mudah”, ratusan santri yang hadir diajak agar berani membuat karya tulis.

“Tak ada yang sulit dalam soal menulis. Yakinlah, menulis itu mudah, ” kata Ananta Damarjati yang aktif menulis refleksi filosofis dengan gaya milenial di akun medsosnya.

Ananta Damarjati memilih cara agar santri menuliskan soal “gitar” sebagai kata kunci inspirasi tulisan. Sembari mengajak musisi rock muda, Heva yang aktif dalam gerakan anti narkoba lewat lagu-lagu ciptaanya, santri diajak memulai menulis.

Hasilnya, luar biasa setelah santri membuat cerita dan kisah berkait gitar listrik yang dipegang Heva, musisi yang sebelumnya tampil menghibur peserta.

“Luar biasa memang, ternyata banyak santei yang berpotensi menjadi penulis handal, ayo terus menulis!” tegas Ananta Damarjati.

Yunus Hanis Syam, penulis buku alumnus program master politik di Fisipol UGM menyampaikan motivasi kepada santri agar terus menumbuhkan rasa ingin tahu, dan menyenangi dunia menulis dengan berbagai keunggulan yang didapat.

“Saya sendiri pernah divonis mati, dan sudah yakin siap dikubur hidup. Lalu lewat tulisan, saya yakinkan untuk menuliskan kebaikan, berusaha mengobati dirinya sendiri kala banyak orang menganggap punya pikiran berbeda. Saya bisa menggapai prestasi dengan belajar menulis, sampai saat ini, ” kata Yunus.

Yunus memberikan tawaran kepada seluruh santri yang tertarik menjadi penulis agar mau terus berproses. Bisa dengan ikuti program Gerakan Indonesia Menulis, ikuti pelatihan
intens di Lembaga kepenulisan PWS (Pena Writing School) dengan maksimal.

Kegiatan workshop, pelatihan menulis yang berisi dialog bersama ahli di bidang kepenulisan ini berakhir dengan penyampaian buku novel berjudul “Akulah istri Teroris” karya Abiedah El Khalieqy.

Buku novel sendiri adalah cerita fiksi yang diangkat dari kisah nyata janda-janda istri teroris di kampung janda di Sulawesi. Fiksi karya Abidah El Khalieqy mengkisahkan bagaimana nasib perempuan yang bertahan dari kesulitan hidup akibat ulah suami mereka, yang terpapar ideologi maut. (Yunus Hanis Syam)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News