Munculnya gerakan teror berasal dari ustadz yang mengajarkan jihad kepada seseorang yang mengalami kegelisahan dan frustasi.
“Cara menyelesaikan masalahnya itu dengan melalui jihad, maka jadilah dia itu radikal,” kata putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Yenny Zannuba Wahid dalam Diskusi Publik Wahid Foundation ‘Setelah Mako Brimob dan Bom Surabaya’ di Rumah Pergerakan Gus Dur, Pegangsaan, Jakarta, Selasa (15/5).
Kata Yenny, perasaan gelisah atau frustasi yang kemudian mendorong mendorong pelaku radikalisme tersebut secara independen mencari jawaban.
“Jadi perasaan gelisah, tereliminasi, frustasi itu bisa menjadi suatu hal yang mendorong seseorang untuk mencari jawaban, apalagi kalau dia melihat ada persoalan ketidakadilan disekelilingnya, dan ini persoalannya bukan hanya pada kelompok-kelompok radikal agama,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan hasil survei pihaknya bahwa ada sekitar 58 persen anggota rohis di sekolah-sekolah ingin berjihad ke Suriah. Anak-anak yang disasar dalam survei ini bukan sembarangan, melainkan anak-anak paling pintar di sekolahnya.
“Ini alarm tanda bahaya betul bagi kita dan kita sikapi dengan segera lakukan pencegahan agar mereka tidak makin tergerus,” jelasnya.
Mengatasi persoalan ini, dia mengatakan harus menjadi perhatian pemerintah. Ia melihat ada upaya dari pemerintah menyasar sekolah dan kampus-kampus.