Pihak Istana dalam hal ini Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menanggapi tudingan adanya rekayasa dalam teror bom di Surabaya
“Janganlah berkesimpulan seperti itu. Mari kita berpikir yang positif,” kata Moeldoko di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (14/5) malam.
Ia tidak habis pikir ketika ada orang yang menyimpulkan tindakan bom bunuh diri merupakan sebuah rekayasa untuk tujuan tertentu.
“Bayangkan anak perempuan dan laki-lakinya meledakan diri, situasi ini masih dianggap rekayasa, ini sulit untuk diterima akal sehat,” kata Moeldoko.
Sebagaimana yang dikabarkan oleh berbagai media, Ahad (13/5), terjadi ledakan bom di beberapa gereja di Surabaya.
Pertama, Gereja Katolik Santa Maria Tidak Bercela Ngagel, rumah ibadah yang hanya beberapa meter dari lokasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Kedua, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 dan Ketiga, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.
Dari informasi yang dihimpun, Minggu (13/5/2018), ledakan yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) berasal dari bom mobil.
Akibat ledakan di GPPS, dilaporkan 5 mobil dan 30 motor terbakar. 2 Mobil pemadam kebakaran dikerahkan di lokasi.