Ada drama pencitraan untuk menaikkan popularitas Jokowi dengan pernyataan Setnov di persidangan bahwa Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Pramono Anung terima uang dari kasus E-KTP.
“Kalau dilihat secara politik pernyataan Setnov di persidangan menyebut nama Puan, Ganjar dan Pramono Anung untuk pencitraan Jokowi. Ini drama politik saja,” kata pengamat politik Achsin Ibnu Maksum kepada suaranasional, Ahad (25/3).
Menurut Achsin, pasca pernyataan Setnov, Jokowi menyatakan mendukung langkah KPK menindak siapa saja yang terlibat korupsi.
“Dari pernyataan Jokowi ini diopinikan bagi pendukungnya, Jokowi tidak pandang pilih dalam penegakan hukum, tidak melindungi siapa termasuk Puan, Ganjar, Pramono. Itu hanya pencitraan saja,” jelas Achsin.
Kata Achsin, nama-nama elit PDIP tidak akan dipanggil atau diproses KPK. “Ini desain besar menggiring opini Jokowi tidak padang bulu dalam penegakan hukum,” papar Achsin.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut Pramono Anung dan Puan Maharani menerima uang hasil proyek E-KTP.
“Ada juga ke Pramono Anung dan Puan Maharani USD 500 ribu,” bebernya.
Setnov juga menyebut politikus PDIP lainnya Ganjar Pranowo menerima uang proyek E-KTP. “Untuk komisi dua pak Chairuman sejumlah US$500 ribu dan untuk Ganjar sudah dipotong oleh Chairuman,” kata Setnov.