Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya ingin menghapus stigma radikal di kalangan mahasiswi dengan melarang penggunaan cadar.
“Lagi-lagi kami tercemar dan ada kesan UIN Kalijaga ini Islamnya radikal. Untuk itu kita ambil tindakan preventif agar di kampus tidak boleh bercadar,” kata Rektor UIN Surabaya Prof Abdul A’la dikutip dari CNN Indonesia.
Abdul A’la mengatakan rektorat tidak menjadikan permintaan membuka cadar itu sebagai kebijakan tertulis.
“Soal boleh atau tidak mengenakan cadar itu sebenarnya kebijakan masing-masing kampus. Tidak seragam. Kami telah menerapkan aturan yang sama seperti UIN Sunan Kalijaga. Hanya, cara yang saya lakukan berbeda,” tuturnya, Selasa (6/3).
Ia mengatakan dirinya memerintahkan kepada setiap dekan fakultas untuk menyampaikan langsung larangan mengenakan cadar kepada mahasiswi yang bersangkutan.
“Saya melarang dengan cara lisan, tidak tertulis. Secara lisan, saya meminta dekan untuk menyampaikan kepada semuanya untuk tidak memakai cara yang menutup muka. Karena hal itu akan mengganggu komunikasi yang efektif,” katanya.