Oleh: Adi Purwadi
Luar biasa viralnya pemberitaan di berbagai media Mart 212 Tulungagung dengan tuduhan tidak punya izin.
Sebagai ketua KSU MTB (Muslim Tulungagung Bangkit) yang membidani lahirnya Swalayan Muslim “Mart 212” saya bertanya dalam hati. Ada hikmah apa di balik peristiwa ini??
Kami para pengurus sudah mempersiapkan semua syarat dan ketentuan untuk mendirikan swalayan itu dan selalu koordinasi dengan lembaga terkait dalam hal ini Dinas Perijinan dan penanaman modal serta dinas Koperasi dan UMKM.
Kami anggap aturan dan legalitas dari dinas terkait adalah panglima dalam melangkah. Makanya kami jadikan prioritas. Bahkan pada saat grand opening bapak kepala dinas juga hadir untuk memberikan sambutan dan pemotongan pita.
Tiba-tiba ada sidak dari DPRD Tulungagung yang dengan arogannya bilang kalau Mart 212 menyalahi aturan perda. Perda yg mana? Tunjukkan dengan jelas dan jangan hnya berkoar di depan kamera wartawan saja. Seakan sebagai tokoh penegak aturan yang sangat suci.
Padahal saya dan pengurus senantiasa koordinasi dengan dinas terkait untuk pengurusan surat-surat ijin dll. Mondar mandir ke dinas dan selalu konsultasi via telepon kalau ada sesuatu yang kurang jelas. Dan dinas terkait sangat aktif membantu kami. Menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dan menyarankan agar program kami bisa sukses.
Miris…..ternyata msh ada orang cari panggung politik di tempat yang tidak tepat dengan mengatasnamakan pembelaan terhadap pedagang kecil dan tradisional. Lalu bapak-bapak yang terhormat komisi C ini ke mana saja pada saat wilayah kita dipenuhi dan berkembang swalayan dan supermarket yang dimiliki kaum kapitalis? Buka mata dan bukalah hati agar jelas meliat kenyataan.
Apakah hanya hak orang kaya untuk membangun swalayan dan minimarket?? Lalu tidak ada kesempatan bagi rakyat jelata yang menginginkan perbaikan ekonomi dengan bersama-sama mendirikan koperasi lalu melahirkan usaha “Mart 212”
Jangan anggap kami pengurus adalah orang yang tidak punya hati nurani rela mengorbankan pedagang kecil dan pasar tradisional. Justru kami ingin tumbuh dan berkembang bersama mereka. Mart 212 hanyalah langkah awal agar kami bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan pengusaha kaya dan pemilik modal.
Padagang kecil dan pengelola pasar tradisional adalah prioritas kami, mereka adalah bagian drpda program kebangkitan ekonomi umat ini. Jadi jangan adu domba mereka dengan keberadaan Mart 212 hnya untuk menaikkan panggung politik semata untuk menarik simpati rakyat.
Bersyukur pada Allah kejadian itu sempat viral di sosmed sehingga banyak yang langsung menghubungi pengurus. Banyak yang tadinya tidak mau tahu tentang keberadaan gerakan ekonomi umat ini jadi tahu.
Dari awalnya yang hnya ingin sekedar bertanya lalu timbul simpatik pada gerakan kebangkitan ekonomi umat ini serta siap jadi investor untuk menambah penyertaan modal pada koperasi KSU MTB.
Untuk teman-teman yg masih mencibir sinis pada gerakan kebangkitan ekonomi umat ini, terima kasih atas semuanya. Apapun yang Anda semua katakan itu adalah tantangan buat kami utk berbuat lebih baik dan lebih besar lagi. Dan daripada pernyataan Andalah kami tahu mana kelemahan dan kekurangan yang harus kami perbaiki. Anda adalah motivator terhebat kami.
Trima kasih pada anggota, simpatisan, investor, para pengurus, pengawas KSU MTB dan dinas terkait atas dukungsn dan motivasinya sehingga kami tetap optimis menjalankan amanah kebangkitan ekonami umat ini.
Tantangan dan hambatan hanyalah riak-riak kecil agar kami makin kuat dan berjaya. Dengan spirit 212 kita gaungkan kebangkitan ekonomi umat Islam, Jayalah negeriku dan bangkitlah ekonomi rakyat Indonesia.