Teror terhadap ulama di berbagai daerah sebagai upaya meredam perlawanan rakyat terhadap penguasa.
“Untuk menteror kalau rakyat terlihat mau bikin perlawanan massal,” kata pengamat intelijen Indro Tjahjono dikutip dari Harian Terbit.
Kata Indro, ekstrimisme dan radikalisme di kalangan Islam yang semakin meluas dan tidak terarah membutuhkan operasi semacam itu untuk dapat dikontrol oleh pihak lain.
“Saya tidak bisa bayangkan jika para mubaligh terus-menerus berceramah dengan keras, apa yang terjadi pada umat yang kelasnya bertaklid atau mengekor,” paparnya.
Menurutnya, persekusi sudah terjadi di mana-mana. Umat yang dipanas-panasi dengan ceramah yang bermuatan ekstrim, bisa melakukan persekusi massal seperti tahun 1965. Kecenderungan inilah yang mendorong munculnya inisiatif untuk menteror pemuka agama.