Aktivis mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa yang memberikan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bukan tindakan murni tetapi titipan kelompok oposisi.
Demikian dikatakan Koordinator Gardu Banteng Marhaen Sulaksono Wibowo dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (3/2).
Menurut Sulaksono, Zaadit Taqwa selama di kampus ikut halaqah tarbiyah yang afiliasi politiknya ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Saat ini Fakultas MIPA maupun aktivisnya dikuasai kelompok tarbiyah yang afiliasi politiknya ke PKS,” ungkap Sulaksono.
Kata Sulaksono, pihak kampus harus menindak tegas tindakan yang dilakukan Zaadit Taqwa karena mencoreng nama besar UI. “Presiden Jokowi datang ke UI itu sebagai undangnan dan kedudukan pejabat Presiden. Harusnya dihormati,” papar Sulaksono.
Menurut Sulaksono, aktivis UI yang ikut demo kedatangan Presiden JOkowi juga digerakkan alumninya yang selama ini sebagai oposisi.
“Ada Salim Hutadjulu aktivis Malari 1974 yang afiliasi politiknya Gerindra, Fadli Zon Gerindra, Fahri Hamzah sangat vokal ke Jokowi. Alumni-alumni UI ini ikut menggerakkan adik-adiknya mendemo kunjungan Jokowi ke UI,” papar Sulaksono.
Pada acara Dies Natalies Universitas Indonesia ke-68, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Zaadit Taqwa memberikan “kartu kuning” sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.