Penerapan syariat Islam di Pamekasan, Madura, Jawa Timur karena ada tekanan kelompok intoleran yang saat ini cukup mendominasi di wilayah tersebut.
Demikian dikatakan Koordinator Gardu Banteng Marhaen Sulaksonno Wibowo dalam email kepada suaranasional, Kamis (25/1). “Pamekasan dulu basis NU tetapi tergeser dengan masuknya kelompok intoleran yang mengingingkan formalisasi Syariat Islam,” ungkap Sulaksono.
Kata Sulaksono, kelompok intoleran ini mempunyai cara keagamaan yang sama dengan masyarakat Pamekasan yang berbasis nahdliyin. “Kelompok intoleran ini sudah mempunyai pengaruh di tokoh-tokoh masyarakat Pamekasan,” jelas Sulaksono.
Selain itu, ia mengatakan, penerapan syariat Islam di Pamekasan hanya merugikan rakyat kecil. “Yang dilarang hanya tempat karaoke tetapi pejabat yang diduga korupsi dibiarkan saja,” papar Sulaksono.
Menurut Sulaksono, konsep Syariat Islam di Pamekasan terkesan ada muatan politis dari elit politik di wilayah tersebut. “Sangat terlihat muatan politisnya,” pungkas Sulaksono.