Mantan Anggota DPR Ini Tegaskan Komunisme Bukan Hantu dan Ancaman Nyata

Demo antiPKI (IST)

Komunisme di Indonesia bukan hantu sebagaimana dibicarakan sebagian orang tetapi ancaman nyata seperti kegiatan Yayasan 65 di bawah Bedjo Untung.

“Saya mengetahui bahwa Bejo dan kawan- kawan sebagai aktifis organisasi pelajar di bawah PKI di tahuan 60 an saat ini atas nama hak asasi manusia (HAM) ingin agar negara dalam hal ini meminta maaf pada PKI karena PKI dianggap sebagai korban politik konflik internal angkatan darat,” kata mantan anggota DPR Djoko Edhi Abdurrahman kepada suaranasional, Senin (15/1).

Kata Djoko, upaya yayasan 65 itu sah-saja saja dilakukan dalam rangka merehabilitasi nama PKI. Akan tetapi, katanya, juga merupakan fakta politik bahwa PKI adalah pelaku yang terlibat ingin merebut kekuasaan dengan memanfaatkan kondisi pertentangan politik yang tajam di tahun 65 itu.

“Di era generasi mineal ini, banyak anak anak muda yang lahir di era tahun 90 an tidak mengerti tentang sejarah pemberontakan PKI sehinggah muda terprovokasi atas nama HAM,” kata Djoko.

Ia mengatakan, dalam mencegah faham dan ideologi perlu diadakan nonton bersama film G30SPKI sebagaimana yang telah dilakukan Jenderal Gatot Nurmantyo.

“Maka saya sangat setuju dengan Jenderal Gator Nurmantyo mantan Panglima TNI yang gencar menggelar nonton bareng film G30S/PKI agar masyarakat mengerti dan tau apa yang sebenarnya terjadi, PKI itu menyerang duluan bukan korban. Marx pernah bilang, saya mengirimkan komunisme ke Eropa sebagai hantu. Dalam konteks Indonesia sama saja, komunisme masuk untuk menebar teror di mana mana bagi masyarakat,” kata dia.

Ia mengatakan banyak sejarah yang bisa diambil, salah satunya kejadiankan di Jawa Timur, kiai kiai NU di bunuh, aktifis Pemuda Ansor di Banyuwangi diracun dan dibantai.

“Kembali dalam konteks saat ini seperti kajadian terbaru di Banyuwangi di kasus Palu Arit itu memang saya tidak tahu persis ya tapi itu jelas sebuah indikasi bahwa komunisme akan terus berusaha bangkit dan ingin kembali ke panggung politik Indonesia dengan berbagai macam cara,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News