Ada dugaan kuat kebijakan impor beras terkait pendanaan untuk kegiatan politik 2019. Para importir beras akan menyetor ke elit politik dengan dimudahkannya kebijakan itu.
“Produksi beras melimpah tetapi impor, ini patut dicurigai ada setoran ke elit politik untuk kegiatan Pemilu 2019,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional, Jumat (12/1).
Menurut Lubis, impor beras bisa mengakibatkan harga beras petani turun. “Kalau beras impor menyerbu pasaran, harga beras dari petani turun,” ungkapnya.
Kata Lubis, impor beras hanya menguntungkan importir dan elit politik yang memegang kebijakan tersebut. “Setelah kebijakan itu dikeluarkan tentunya ada setoran ke elit tersebut. Itu sudah jadi rahasia umum,” papar Lubis.
Lubis mengatakan, tidak ada alasan, impor beras untuk penguatan stok beras tingkat nasional dalam menghadapi ancaman cuaca bagi petani jika tidak ada panen. “Padahal dalam data di beberapa daerah, stok beras melimpah bisa memenuhi kebutuhan daerah lain,” jelas Lubis.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap bersikeras membuka opsi impor beras khusus untuk memperkuat stok nasional. Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bahwa beras yang diimpor oleh pemerintah bukan merupakan beras kualitas medium, namun beras khusus sebagai upaya penguatan stok pemerintah.
“Opsi impor terbuka, tapi saya memilih beras khusus saja. Supaya kita tidak ada pertentangan dan berhadapan dengan produksi kita, sehingga tidak merugikan petani,” katanya dikutip dari Antara, Rabu, (10/1).