Hasil survei SMRC yang menyebut elektabilitas Jokowi stagnan menandakan Pendukung mantan Wali Kota Solo itu tetap.
“Kalau elektabilitas stagnan berarti pendukungnya tetap itu-itu saja dan kegagalan pencitraan Jokowi,” kata pengamat politik Sahirul Alem kepada suaranasional, Rabu (3/1).
Kata Alem, pendukung Jokowi bisa berubah karena ulah dari sebagain loyalis mantan Wali Kota Solo itu media sosial (medsos). “Kalangan anak muda dan melek medsos akan beralih dukungan dari Jokowi,” ungkapnya.
Alem mengatakan, Jokowi yang membiarkan kelakuan pendukungnya di medsos yang kasar seolah menjadi pembenar. “Kalau ini dibiarkan terus, pendukung Jokowi akan terus berkurang,” jelas Alem.
BACA JUGA:
- Gardu Banteng Marhaen: Polisi Harus Batalkan Safari Dakwah Ustadz Somad di Jakarta-Tangerang.
- Astaghfirulloh, Politikus PDIP Sebut LGBT Sunnatullah dan Halal dalam Islam
- Jeremy Tety Pendukung LGBT Alami Sakit tak Bisa Disembuhkan?
- Pergantian Kepala Bais Mendadak, Prabowo: TNI Keadaan Darurat?
Selain itu, beberapa janji Jokowi seperti ekonomi meroket, buyback Indosat membuat pendukungnya tidak percaya lagi. “Janji tidak ditepati dan kondisi ekonomi juga menjadi membaik,” pungkas Alem.
Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) merilis hasil survei bertajuk ‘Tahun Politik 2018: Kekuatan Partai Politik dan Calon Presiden’. Survei yang dilakukan pada Desember 2017 lalu itu menempatkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) stagnan di angka 38,9 Persen.
“Dibanding September 2017, Jokowi stagnan pada 38,9 persen, sementara Prabowo turun dari 12,0 persen ke 10,5 persen,” ujar Direktur eksekutif SMRC Djayadi Hanan di Jalan Cisadane, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).