Ustadz Abdul Somad (UAS) diusir dari Hong Kong untuk tidak ceramah di hadapan para TKI karena terkait Pilpres 2019.
“Jika UAS diperbolehkan ceramah di Hongkong ke para TKI, akan punya dampak signifikan pada Pilpres 2019,” kata wartawan senior Edy A Effendi di akun Twitter-nya @eae, Jumat (29/12).
Kata Edy, perintah pencekalan, secara substansi bukan dari pihak Hongkong tapi dari “orang-orang kita”.
Edy mengatakan, suara UAS akan punya dampak signifikan pada Pilpres 2019. PKB, PPP, PKS, tak bisa mangambil “suara-suara liar” massa yang ikut aksi 212.
BACA JUGA:
- Gardu Banteng Marhaen: Polisi Harus Batalkan Safari Dakwah Ustadz Somad di Jakarta-Tangerang.
- Astaghfirulloh, Politikus PDIP Sebut LGBT Sunnatullah dan Halal dalam Islam
- Jeremy Tety Pendukung LGBT Alami Sakit tak Bisa Disembuhkan?
- Pergantian Kepala Bais Mendadak, Prabowo: TNI Keadaan Darurat?
“Publik terpecah dengan dikotomi partai-partai yang berbaju agama. Maka suara ulama seperti UAS, sangat signifikan mempengaruhi Pilpres 2019,” papar Edy.
Ia mengatakan, gelombang gerakan 212 akan semakin membesar dan puncaknya akan mengkristal pada Pilpres 2019.
“Dan jika pemerintah membiarkan “pencekalan” ke UAS dan beberapa ulama, justru amat tidak menguntungkan bagi kubu Presiden Jokowi untuk konteks Pilpres 2019,” jelasnya.
Kata Edy gerakan 212 seperti “hantu”. Tak bisa dikendalikan pihak penguasa. “Ceramah-ceramah UAS di berbagai lokasi dibanjiri jamaah dan sebagian jamaah adalah sosok-sosok yang punya empati dan terlibat pada aksi 212,” jelas Edy
Selain itu, kata Edy, orang seperti UAS saja dizalimi terus dan yang menzalimi, yang mempersekusi, aman-aman saja. “Apalagi kita yang bukan siapa-siapa. Bisa langsung diciduk,” pungkas Edy.