Ansor menyindir kegiatan reuni akbar 212 di Monas di saat Indonesia dilanda bencana.
“Bencana sedang melanda Indonesia dan sekelompok kaum radikal tidak peduli dan tetap gelar acara politik berisi orasi caci maki dan hujatan kebencian. Dimanakah hati nurani mereka?” tulis Ansor Jakarta Barat di akun Twitter-nya @ansor1_jakbar.
Ansor Jakarta juga meminta aparat kepolisian dan TNIuntuk menindak acara reuni 212 karena dipakai kampanye HTI–organisasi yang sudah dinyatakan dilarang di Indonesia.
“Reuni 212 ternyata jadi kampanye khilafah HTI. Bagaimana ini @DivHumasPolri @Puspen_TNI ?” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, bendera Rasulullah telah digunakan kelompok radikal untuk melawan NKRI yang telah didirikan ulama.
“Bendera bertuliskan kalimat tauhid berwarna hitam dan putih bukan bendera Rasulullah. Kalimat tauhid adalah kalimat suci yg harus diamalkan oleh setiap muslim, bukan utk jadi bendera kelompok politik radikal yg ingin pisahkan diri dari NKRI yg didirikan para ulama,” pungkas Ansor Jakarta Barat.