Emil Dardak yang berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa di Pilkada Jatim menandakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bermain dua kaki.
“Emil Dardak itu kader PDIP, walaupun seolah-olah dianggap mbalelo tetapi Emil sedang menjalankan politik senyap untuk PDIP,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Kamis (23/11).
Menurut Baidhowi, PDIP mempunyai kepentingan untuk memenangkan Pilkada Jatim karena terkait Pemilu 2019 dan Pilpres 2019.
“Dalam politik itu tidak bisa dilihat hanya hitam putih dan ada di permukaan, tetapi harus dibaca lebih jauh dan luas termasuk latar belakang dan asal mulanya,” ungkapnya.
Kata Baidhowi, Emil Dardak yang bergabung dengan Khofifah tidak bisa disamakan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyatakan keluar dari Gerindra setelah menjadi Gubernur DKI Jakarta karena Jokowi naik jadi Presiden.
“Kasus Ahok dengan Emil Dardak beda lagi. Ahok awalnya sudah dipersiapkan untuk kemenangan PDIP di Jatim tetapi nyatanya kalah,” jelas Baidhowi.