Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membiarkan kaburnya investor dan pengangguran dengan asal menutup hiburan malam seperti Diskotik Diamond.
Demikian dikatakan Koordinator Gardu Banteng Marhaen Sulaksono Wibowo dalam pernyataan kepada suaranasional melalui email, Jumat (17/11).
Menurut Sulaksono, penutupan hiburan malam seperti Diskotik Diamond akan berdampak pada lesunya investor di ibu kota. “Investor bidang hiburan malam akan lari dari Jakarta dan kemungkinan ke Bali atau daerah lainnya,” ungkap Sulaksono.
Kata Sulaksono, penutupan huburan malam akan berdampak pada pengangguran. “Di Diskotik Diamond itu ada office boy, maupun pekerja lain. Pemprov DKI tidak memikirkan pekerjaan mereka,” papar Sulaksono.
Selain itu, ia mengatakan, harusnya Pemprov DKI mengikuti proses terlebih dahulu sebelum menutup Diskotik Diamond. “Harusnya dikasih peringatan pertama, kedua, baru ditutup. Ini langsung ditutup,” pungkas Sulaksono.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penutupan permanen terhadap Diskotek dan Karaoke Diamond. Penutupan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dilakukan karena lokasi tersebut terindikasi melakukan pembiaran terhadap peredaran narkoba.
Penutupan dilakukan di Diskotek Diamond, di kawasan perbelanjaan Glodok Bustru, Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (16/11/2017) malam. Sebanyak enam penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan 15 anggota Satpol PP dikerahkan untuk melakukan penutupan.
“Prosesnya pada hari ini 16 November, kami dari Satuan Polisi Pamong Praja melakukan pemberhentian atau penutupan secara permanen untuk kegiatan usaha diamond karaoke yang pada tanggal 15 September ditutup sementara sambil menunggu hasil penyelidikan Polda Metro Jaya,” kata Kepala Seksi Operasi Satpol PP DKI Jakarta Harry Aprayitno dalam keterangan tertulisnya.