Ada dugaan pemerintah sedang membidik Ustadz Abdul Somad Lc, MA dengan rencana menertibkan ustadz yang suka melucu dalam ceramahnya.
“Rencana aturan yang aneh. Sebelum ada Ustadz Abdul Somad yang tegas dan lucu banyak penceramah yang diselingi guyonan tetapi pemerintah diam saja. Patut diduga aturan ini sedang membidik Ustadz Abdul Somad,” kata pengamat politik Achsin Ibnu Maksum kepada suaranasional, Ahad (28/10).
Menurut Achsin, beberapa kali Ustadz Abdul Somad difitnah bahkan ada yang berencana melaporkan ke polisi.
“Saat berceramah di rumah Menpora Imam Nahrawi, Ustadz Abdul Somad difitnah petinggi Ansor dengan tudingan pendukung khilafah,” ungkap Achsin.
Kata Achsin, harusnya pemerintah memanggil ustadz atau stasiun televisi yang menyiarkan penceramah melucu tetapi tidak punya bobot agama.
“Masyarakat sudah tahu penceramah agama yang hanya melucu tetapi tidak punya bobot agama, namun pemerintah dalam hal ini Kemenag diam saja,” jelas Achsin.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Cabang Kabupaten Bogor KH Abdullah Nawawi mempertanyakan terkait rencana tersebut. Sebab, perlu dipikirkan juga jika ceramah serius tanpa guyonan, jemaah bisa tertidur mendengarkannya atau bosan.
“Tidak apa-apa mau seperti itu. Tapi pikirkan juga hal lainnya. Sepanjang guyonan tidak keluar etika agama dan menghina seseorang seharusnya tidak apa-apa,” katanya.
Menurutnya, masih banyak yang harus dibereskan selain merumuskan kode etik bagi para penceramah yang menggunakan metode guyonan. Yakni terkait mabuk-mabukan, kejahatan hingga tempat hiburan malam (THM) yang masih ada hingga kini.
“Kalau disuruh serius bisa, guyon juga bisa. Tapi ingat, tidak boleh menghina tapi bina,” ucapnya
Pemerintah melalui Kementerian Agama berencana akan menertibkan ustadz atau penceramah yang kebanyakan guyon atau cengengesan saat mengisi ceramah agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menegaskan,, hal itu dilakukan karena Kementerian Agama menerima bannyak keluhan terkait hal tersebut. Karena itu, kementeriannya akan mengeluarkan aturan bagi para penceramah.
“Pemerintah (diminta, red) lebih proaktif untuk menata penceramah mubalig, dai, yang terkadang dalam ceramahnya itu mungkin lebih banyak guyonnya,” kata Lukman saat berkunjung ke Unit Pencetakan Alquran (UPQ) Ciawi, Bogor (25/10/2017).
Ia menjelaskan, ceramah yang terlalu banyak bercanda atau guyon dianggap kurang pantas. Selanjutnya, ujarnya, Kemenag akan menyusun kode etik bagi para penceramah.
Seperti diketahui, meskipun ceramah Ustadz Abdul Somad selalu diwarnai guyonan, tapi materi dakwahnya cukup tegas dan dianggap terlalu keras.
Abdul Somad juga sering menyuarakan pembelaannya terhadap ulama-ulama ‘garis keras’ seperti Habieb Rizeiq Shihab. Hal ini mungkin yang menjadi sebab musabab pemerintah ‘kepanasan’, dan membonsai pengaruh ustad tamatan Maroko tersebut.
PERCUMA KEMENAG…cuma bisa….MEN DALIL2 aja…..KASUS penanganan…BIRO PERJALANAN IBADAH HAJI dan UMROH aja sangat..AMBURADUL…!!!!!!…KONYOL..BODOH…NAIF…..MISI KEMENAG TIDAK LEBIH dari JURU PARKIR…!!!!!!!
Kegeraman umat atas perilaku oknum penguasa yg menyalahi nilai nilai kebaikan hanya mampu diekspresikan dengan ketawa untuk merilis kemarahan yg dinilai memiliki dampak yg lbiruk merugikan dan merusak.semoga Alloh SWT menambahkan kesabaran atas umat Islam.