Pimpinan Majelis Rasulullah Habib Nabil Al Musawa menjawab sindiran Katib Am Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
“Lalu mengapa Rasul SAW meninggalkan Makkah yg tdk kondusif, berhijrah ke Madinah yg lebih kondusif..? Salahkah beliau..? Hati2 klo berbicara,” kata Habib Nabil di akun Twitter-nya @nabil_almusawa.
Pernyataan Habib Nabil diretweet 94 dan disukai 134. Kebanyakan mereka setuju pernyataan dari kakak dari almarhum Habib Munzir Al Musawa itu.
Yahya Cholil Staquf Khatib Aam PBNU Menyindir Habib Umar bin Hafidz pada postingan Facebook miliknya dengan menggunakan bahasa Jawa.
Terjemahan status KH Yahya Cholil Staquf oleh Gus Mochammad Nuzulul Bawwakil Muttaqien:
“Grand tuan, kamu sebaiknya tidak perlu sering2 ke sini, umat negeri kamu sendiri pasti lebih membutuhkanmu, khan? Yg di sini keadaannya baik kok, apalagi jika dibandingkan dengan keadaan umat di negerimu, yang rakyatnya kocar kacir tidak terurus itu. Di sini juga banyak kyai2 yg alim2 juga keramat2, cuma tidak ada kesempatan mengumumkan (kealiman dll itu ) ke luar negeri karena sangat sibuk syughul juga menjaga lahir batinnya ummat yg ada di sini.
Daripada membuang waktu wira-wiri (kesana kemari) sampai ke sini, mending kamu menggebrak ikhtiyar demi ummatmu di negerimu sendiri, agar supaya bisa rukun selamat dan bahagia.
Lha kecuali jika kamu ingin ngaji, mari aku persilahkan mampir di musholla. Saya akan persiapkan dahulu, nanti kamu saya kasih pengajian secukupnya.”
Luar biasa kealiman Gus Yahya ini, kok bisa sekarang ada pengurus PBNU bisa punya omong seperti itu, kealiman, kearifan macam apa ini, keutamaan macam apa ini. Apakah pantes menyadang kehormatan Gus apalagi KH. Gua orang awam, dangkal ilmu, yg gua punya segudang kesulitan hidup dan hanya sedikit kebaikan, itupun menurutku. Beliau itu sedang kehilangan dirinya, para tokoh yg diam tapi sibuk bergerak merukunkan ini justru ada orang berilmu terus bikin bibit pertengkaran. Cak Yahya, kalo itu bener, ungkapan sampean itu sdh masuk kategori prilaku yg rasis. Tapi silahkan kalo jenengan sedang bernafsu melampiaskan, lampiaskanlah. Sebaiknya para Habib nggak usah balas emosi. Kalo aku bolehlah emosi, wong aku dukan Gus, bukan KH juga bukan Habib, tapi untuk apa emosi ikut bakar2 pertengkaran, aku orang awam, wong cilik, aku pribumi. Manusia itu dihormati bukan karena gelar2nya, tapi kebaikannya.